Monday, January 9, 2012

Sinopsis City Hunter Drama Korea Episode 14

Sinopsis City Hunter Drama Korea Episode 14 - gak terasa udah nyampe ke episode 14 drama korea City Hunter ini. hmmmmm.. buat sobat - sobat semua setia terus ya di Makal Media.. ya udah baca ni Sinopsis City Hunter Drama Korea Episode 14 nya.. enjoy this.

Sinopsis City Hunter Drama Korea
Sinopsis City Hunter Drama Korea

“Ayah!!”teriak Young Joo saat melihat ayahnya bergelantungan di atas jembatan penyeberangan.
Kim Jong Shik terkejut mendengar Young Joo memanggilnya, dan dia akhirnya memutuskan untuk melepaskan pegangannya.
Yoon Sung berbalik dan na’as dia telat saat ingin menangkap tangan Kim Jong Shik! Dia sudah terjun bebas ke bawah langsung dan ditabrak sebuah mobil. Young Joo syok, dia memandang sosok City Hunter lalu berlari ke arahnya.

Young Joo menangis sesegukan melihat tubuh ayahnya yang bersimbah darah tak sadarkan diri.

Yoon Sung benar-benar tidak percaya apa yang telah dilakukannya. Nafas Yoon Sung memburu, dia marah kepada dirinya sendiri. Sebuah panggilan dari Jin Pyo.
“Berniat untuk membalas dendam, tapi berbalik untuk menolong musuhmu yang ternyata menjadi tidak berarti!”cecar suara Jin Pyo dari kejauhan.

Yoon Sung langsung menghampiri Jin Pyo yang bersikap santai.
“Apa ayah berniat untuk mengontrolku?! Dengan menabrak Shik Joong ahjusi dengan mobil Kim Jong Shik?!”teriak Yoon Sung penuh kemarahan.
“Bukan, hanya menyamarkan dengan mobilnya”ujar Jin Pyo santai.
Yoon Sung terbelalak tak percaya, jadi Jin Pyo lah yang menabrak Shik Joong!
“Bukankah sangat efektif? Aku ingin dalam keadaan saat ini”, Jin Pyo menginginkan amarah Yoon Sung keluar dan perasaan di penuhi oleh dendam kesumat akan musuhnya.
“Apa ayah kehilangan akal! Shik Joong ahjusi hampir kehilangan nyawanya!”desis Yoon Sung. “Haruskah kau seperti itu untuk memintaku membunuh orang?!”
Jin Pyo sudah tidak peduli dengan perasaan Yoon Sung lagi, menyatakan untuk langsung menembak musuhnya langsung, dengan tangan Yoon Sung sendiri.
“Ini cara untuk melindungi orang yang berharga bagimu. Semakin kau tunda semakin sengsara orang yang di sekitarmu!”

Emosi Yoon Sung sudah tidak tertahankan lagi, kini yang ada hanya perasaan benci kepada Jin Pyo.
“Kini aku berfikir, siapa orang yang paling berharga dalam hidupmu! Hanya ada satu orang!”
Tak disangka, Yoon Sung menyingkarkan semua barang yang di meja dan langsung menancapkan sebuah benda tajam langsung ke punggung tangannya, menembus tangan Yoon Sung bahkan meja! Jin Pyo tersentak kaget.
“Itu aku! Yang paling berharga bagimu. Apa sekarang kau sakit?’ucap Yoon Sung menahan sakit yang luar biasa.
Jin Pyo diam tak bergerak, benar-benar tidak menyangka perbuatan Yoon Sung.
“Tidak peduli berapa banyak yang kau inginkan, aku tidak akan membunuh orang! Sekarang aku benar-benar mengerti bahwa dendam ayah dan aku sangatlah berbeda!” dengan pandangan tajam Yoon Sung melanjutkan, “Itu hanya akan mengotori hatimu, dan membuatku melebihi perbuatan kotor!”
Yoon Sung mencabut benda itu dari tangannya dan pergi.

Na Na menuju rumah sakit dan dilihatnya Kim Jong Shik yang buru-buru dibawa ke unit gawat darurat. Young Joo terlihat pucat pasi, masih tidak mampu berfikir sangking syoknya. Ayahnya dalam keadaan kritis, Na Na terkejut melihatnya. Beberapa petugas lewat dan membicarakan tindakan Kim Jong Shik yang disangka ingin melakukan bunuh diri dengan melompat, namun ada juga yang mengatakan dia bermaksud menangkap berkas.

Na Na tidak berani untuk menemui Young Joo, lebih memilih menyingkir. Young Joo digeret keluar karena tidak bisa mengendalikan emosinya. Di luar dia duduk terpekur dan teringat akan alat perekam di saku ayahnya.
Asisten Young Joo datang dan menyerahkan kunci mobilnya. Dia mengabarkan bahwa ayahnya terlihat oleh beberapa saksi berusaha memungut berkas, sehingga terjatuh dan di belakangnya terlihat seorang pria yang bertopeng.
Young Joo membuka pesan yang masuk ke teleponnya, sebuah pesan dari ayahnya sebelum terjadi insiden. =Maafkan ayah, target selanjutnya Cheon Jae Man=

Yoon Sung duduk disamping Shik Joong dengan tatapan nanar dan sedih. Na Na masuk, dan terkejut melihat tangan Yoon Sung yang terluka. Yoon Sung tidak memperdulikan lukanya.
“Kau begitu kehilangan banyak darah bagaimana bisa tidak serius?”ucap Na Na cemas.
“Kau seharusnya pergi dari sisiku!”teriak Yoon Sung tajam, “Sebelum kau berakhir seperti Shik Joong ahjusi kau harus pergi! Tinggalkan aku!”
“Lee Yoon Sung” panggil Na Na lirih.

Yoon Sung menjelaskan dengan suara lirih bahwa ayahnyalah yang menabrak Shik Joong demi mengontrol Yoon Sung untuk balas dendam kepada Kim Jong Shik.
“Bagi ayahku, aku bukanlah anaknya, bahkan bukan manusia. tapi hanya sebuah boneka yang bekerja untuknya”,remuk redam hati Yoon Sung.
“Biarkan aku berada disisimu”,Na Na berkaca-kaca.

Yoon Sung menolaknya, dia tidak ingin menyakiti siapapun, demi dia semua orang menderita cukup Yoon Sung saja. Yoon Sung benar-benar menyalahkan dirinya atas kondisi Shik Joong yang kritis. Na Na langsung memeluk Yoon Sung dari belakang.
“Aku tahu perasaanmu, Kim Jong Shik yang mengambil nyawa orangtuaku, aku juga ingin membunuh dia. Aku juga membalaskan dendam. Saat aku sendirian, aku bahkan ingin melakukannya. Kau bukan satu-satunya yang melakukannya. Aku juga. Jika bukan kau yang melakukan, maka aku yang akan melakukannya”, air mata keduanya tidak terbendung lagi.

Di luar, Young Joo mendengarkan rekaman tersebut.
=Jika rekaman ini di kirim ke kejaksaan, cepat atau lambat anakmu akan melepaskan seragam jaksa!=
=Apakah dendam ini terjadi karena peristiwa ’83?=
=Jadi kau masih ingat?=
=Mereka mengorbankan hidup mereka demi Negara, namun kau membiarkan mereka terkubur di laut Nampo! Hidup enak, membeli makanan dan pakaian dengan dana pelajar bahkan menutupi pembunuhan. Aku akan membuat kau dipenjara oleh anakmu sendiri!=
=Anakku..lepaskan dia.=

Young Joo mematikan dan langsung terduduk lemah saat mendengar suara ayahnya, Young Joo berteriak untuk mengeluarkan amarahnya. Tangis Young Joo pecah.

Yoon Sung diam-diam melihat kondisi Kim Jong Shik yang koma, saat berbalik sudah ada Young Joo dengan tatapan kebencian kepada Yoon Sun dan langsung menyerang Yoon Sung.

“Kau..jangan biarkan orang lain yang menangkap dirimu! Akulah yang akan menangkap dirimu! Aku akan selalu berada dibelakangmu, mengawasimu. Ingat itu”ancam Young Joo.
Yoon Sung menyingkirkan tangan Young Joo dan berlalu pergi.
“Kau bukanlah pahlawan, tapi seorang pembunuh!”ucap Young Joo yang kini diliputi dendam. Yoon Sung yang mendengarnya mungkin benar-benar mencelos. Bukan sebuah kata yang ingin Yoon Sung dengar, seorang pembunuh. (Dan aku juga benci dengan adegan ini!)

Di kamar kecil, Yoon Sung memandang dirinya di kaca, benarkah dia seorang pembunuh? Tidak, bukan menjadi pembunuh yang dia inginkan!

Keesokan harinya, atasan Young Joo salut kepada Young Joo yang tetap bekerja seperti biasa walau dengan kejadian yang menimpa dirinya. Namun Atasan Young Joo tetap tidak akan memberikan kasus City Hunter kepada dirinya.
“Aku akan meninggalkan kasus City Hunter, bagaimanapun aku akan mengambil alih tanggung jawab kasus suap Cheon Jae Man”
Atasan Young Joo keheranan. Young Joo berujar dia mendapat informasi bahwa Cheon Jae Man menggunakan dana pemilihan.
Atasan Young Joo mengancam jika Young Joo membuat kacau kasus Cheon Jae Man karena masalah dirinya yang kini menghadapi ayahnya yang seorang kriminal dan dirinya saksi. Young Joo menjawab jika itu terjadi maka dia akan melepas seragam seorang jaksa.

Rupanya setelah kejadian kemarin, Kim Na Na memberanikan diri untuk menemui Jin Pyo. Dan Jin Pyo benar-benar tidak menyangkanya.
“Apa alasannya kau ke sini?”tanya Jin Pyo.
“Aku mohon lepaskan Lee Yoon Sung!”tegas Kim Na Na, “Biarkan Lee Yoon Sung menjalani kehidupan yang normal dan bahagia. Mengancam diriku dan menabrak ahujsi hanya untuk memanipulasi Yoon Sung bukan?”
“Sepertinya kau tahu terlalu banyak”jawab Jin Pyo dengan tertawa sinis, “Apa yang akan aku lakukan? Walaupun kau datang dengan mudah, tidak berarti kau bisa pergi dengan mudah!”
“Jika aku menciut karena ancaman seperti itu maka aku hanya menjadi pengecut!”

Kim Na Na heran seharusnya Jin Pyo menyayangi Yoon Sung sebagai ayahnya. Bagiamana bisa dia berbuat sekejam itu?!
“Harus seberapa banyak Lee Yoon Sung menderita agar kau bisa berhenti?!”teriak Na Na.
Jin Pyo langsung menodongkan senjata api ke arah Na Na. Tanpa takut Na Na menghadapinya.
“Aku bisa membunuhmu sekarang Kim Na Na-ssi”
“Tidak apa-apa! Aku pernah menahan sebuah peluru!”
Jin Pyo menurunkan senjatanya, akan sia-sia membunuh Na Na yang memiliki pendirian teguh. Na Na pun mengancam tidak akan tinggal diam jika Jin Pyo tetap menyulitkan Yoon Sung. Hanya itu yang ingin diucapkan Na Na.

Cheon Jae Man mendapatkan kabar jika Kim Jong Shik dalam keadaan koma, yang sebenarnya Cheon Jae Man berharap Kim Jong Shik mati.
“Tetap memonitori keadaan Kim Jong Shik, jika ada tanda dia akan bangun, urus dia!”perintah Cheon Jae Man.

Di rumah sakit saat melihat Na Na, Yoon Sung langsung marah-marah karena dia pergi sendiri dan mematikan telpon genggamnnya. Rupanya Yoon Sung mengkhawatirkan Na Na yang telah mengetahui Kim Youg Joo adalah anak Kim Jong Shik.
“Kau tahu dari awal bukan, makanya kau tidak mengijinkan aku mendengarkan rekaman atau melihat rekaman video”ucap Na Na.
“Apa kau baik-baik saja?”
“Kenyataan tidak bisa diubah”balas Na Na.

Keduanya dikejutkan dengan pernyataan di hadapan para wartawan. Cheon Jae Man menyatakan bahwa kalung militer yang dikalungkan di Lee Kyung Hwa dan Seo Yong Hak adalah prajurit yang hilang tahun 1983.
“Ketika mereka mencuri rahasia militer dan melarikan diri. Di tengah laut mereka tewas karena serangan kami”jelas Cheon Jae Man.
Tentunya Yoon Sung terbelalak tidak percaya tindakan Cheo Jae Man yang berani mengkambing hitamkan ayahnya yang juga tewas. Cheon Jae Man melanjutkan dia merahasiakan dengan alasan peristiwa Aung San yang membuat keadaan krisis sehingga menutup kasus tersebut sebagai kejahatan kriminal.
“Apakah City Hunter kemungkinan ada kaitannya dengan orang-orang itu?”tanya salah satu reporter.
“Benar sekali! Apapun yang berkaitan dengan tindakan City Hunter selama ini hanya untuk membalas dendam kejadian itu!”jawab Cheon Jae Man dan menyuruh masyarakat untuk tidak menganggap City Hunter seorang pahlawan.

Jin Pyo pun menyaksikan wawancara tersebut di kediamannya. Dengan pernyataan tersebut Jin Pyo tentu saja tahu dialah satu dari kelima orang itu, sedang anak buah Jin Pyo tersulut kemarahannya karena orang yang rela berkorban demi negaranya dianggap dan dituduh kriminal.
Jin Pyo menahannya, “Sejak Cheon Jae Man memberikan lampu pertarungan, ini sungguh menarik”.
Jin Pyo merasa saatnya dia harus menggunakan kekayaannya dari uang kotor yang dihasilkanya itu, untuk mendekati Cheon Jae Man sebagai pengusaha.
“Siapa yang disebut kriminal?!”geram Yoon Sung, “Kau telah keluar dengan sendirinya Cheon Jae Man!”
Kim Na Na mengatakan bahwa rumah sakit itu di bawah Hye-Won group milik Cheon Jae Man.
Tiba-tiba seorang suster memanggil Yoon Sung dan mengabarkan kondisi Bae Shik Joong. Keduanya berlari ke kamar Shik Joong.

Terlihat Shik Joong telah sadar, Yoon Sung sungguh gembira melihatnya. Shik Joong masih kebingungan bagaimana bisa dirinya di rumah sakit? Yoon Sung berterima kasih karena Shik Joong tidak mati.
“Yoon Sung, aku telah menemukan ibumu”ucap Shik Joong lirih, “Dia di kuil Putou”

Yoo Sung bergegas ke kuil Putou, dan langsung menemui ibunya. Terlihat ibu Yoon Sung terbaring lemah karena penyakitnya. Yoon Sung nanar melihat kondisi ibunya, dia mendekati ibunya perlahan. Ibu Yoon Sung membuka mata, keheranan melihat Yoon Sung dihadapannya. Kemudian,
“Anakku”ucap ibunya lirih tak terbendung air matanya, “Aku tidak pernah melupakanmu. Maafkan aku tidak mengenalimu saat pertama kali. Betapa kesalnya dirimu pasti. Anakku”.

Yoon Sung masih gugup antara ingin mengungkapkannya atau tidak. Tidak percaya ibunya mengenalinya tanpa dia katakan. Ibu Yoon Sung menangis dipelukan Yoon Sung.
“Ibu”panggil Yoon Sung untuk pertama kalinya.

Yoon Sung langsung membawa ibunya ke rumah sakit, dokterya menyuruhnya untuk membawa ibunya ke ruang steril untuk mendapatkan perawatan kanker. Yoon Sung diminta untuk menjaga kesehatannya sampai hasil DNA keluar apakah sumsum tulang belakang mereka cocok.
Yoon Sung hanya meminta satu hal kepada sang dokter. Sembunyikan identitasnya sebagai pendonor. Dokter mengerti, Yoon Sung hanya berjaga-jaga seandainya pihak lain tahu hubungan dia dengan ibunya terungkap.

Yoon Sung menggenggam tangan ibunya yang langsung tersadar.
“Mari kita ke ruang steril, ok?”pinta Yoon Sung yang dijawab anggukan kepala oleh ibunya.
“Aku bersedia karena kini aku punya alasan untuk hidup”pungkas ibu Yoon Sung, dan memaksa Yoon Sung untuk membawanya keluar hari itu juga, sebelum dirinya menjalani perawatan dirinya ingin memasakan sesuatu untuk Yoon Sung. Merupakan keinginan terbesar ibu Yoon Sung sebelum pergi selamanya.

Mereka akhirnya tiba di rumah ibu Yoon Sung, ditahannya tangan ibunya saat hendak pergi menyiapkan makanan untuk Yoon Sung.
“Aku minta maaf, aku pikir kau meninggalkanku dan aku membencimu. Aku hanya ingin melihat ibu setelah meninggalkanku namun kau kini sakit terlihat sangat menyedihkan itu membuat aku marah, kenapa?”jelas Yoon Sung.
Ibu Yoon Sung terlihat sedih.
“Tidak, ibu yang harus meminta maaf yang tidak bisa melindungimu dan tidak bisa mengenalimu saat pertama kali juga membiarkanmu melewati rasa penderitaan. Ibu pasti akan hidup”
Yoon Sung menatap ibunya yang bersuka cita,
“Yoon Sung! Mari untuk selanjutnya hidup bahagia untuk waktu yang lama”
Yoon Sung menghapus air mata ibunya dan mereka berpelukan. Yoon Sung mengiyakan permintaan ibunya.

Di luar anak buah Jin Pyo tersentuh dengan adegan pertemuan antara Yoon Sung dan ibunya. Dia mengurungkan niat untuk memberi tahu Jin Pyo bahwa ibu Yoon Sung di temukan. Saat berbalik, rupanya Jin Pyo telah tiba.
Jin Pyo marah karena anak buahnya berani membantah tugasnya hanya karena merasa tersentuh apa yang diilihatnya. Anak buahnya pergi, Jin Pyo melihat diam-diam ke arah keduanya.
“Apakah kalian berdua akan mengerti aku?”gumam Jin Pyo lirih.

Yoon Sung dan ibunya untuk pertama kalinya makan bersama berdua, Yoon Sung sempat menyingkirkan kacang kedelai dari nasinya. Ibu Yoon Sung mengungkapkan dia sama seperti ayahnya.
“Apakah Jin Pyo yang membesarkanmu?”
“Ya, dia benar-benar memiliki harapan besar akan diriku”jawab Yoon Sung yang tentunya harapan yang lain bukan seperti bayangan ibunya.
Yoon Sung pun menceritakan bahwa kaki Jin Pyo seperti itu karena mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Yoon Sung.
Ibunya benar-benar tidak menyangkanya,”Apa dia membuat dirimu dalam bahaya?”
Yoon Sung terlonjak dalam lebih memilih untuk mengalihkan pembicaraan tentang ayah kandungnya.
“Kehilangan orang yang paling penting sangat sedih bukan? Berpisah dari orang yang berharga bagi ibu membuat banyak penderitaan, orang-orang itu pasti akan dihukum”ujar Yoon Sung yang tidak di mengerti oleh ibunya.
“Apa sesuatu telah terjadi? Katakan kepada ibu, Yoon Sung”
Yoon Sung mengelak dan mengatakan tidak ada apa-apa. Yoon Sung memakan kembali makanannya.

Kim Na Na muncul, dan tersenyum saat melihat kebersamaan Yoon Sung dan ibunya. Lalu memfotonya diam-diam. Sedang jauh dari mereka yang berbahagia, di kediamannya, Jin Pyo membuka kembali foto lama ibu Yoon Sung dengan muram.

Cheon Jae Man saat mendiskusikan masalah perusahaannya, sekretarisnya mengabarkan ada seorang investor dari Amerika yang ingin bertemu dengan Cheon Jae Man.
Rupanya dia adalah Lee Jin Pyo. Sekretarinya sudah memastikan identitas, perusahaan, asset, dan uang cash yang dimiliki Jin Pyo memang benar.
Akhirnya Jin Pyo bertemu dengan Cheon Jae Mae, Jin Pyo menggunakan nama Steve Lee.

Shik Joong telah sadar dan berangsur-angsur telah membaik. Yoon Sung yang baru tiba begitu melihat Shik Joong langsung menggenggam tangan pamannya itu, dan menyesalinya dirinya seharusnya berada di sisi Shik Joong.
“Bagaimana dengan ibumu?”
“Aku membayarnya rumah sakit dengan tunai, namun bagaimanapun hanya masalah waktu kita akan ditemukan!”
Dan Yoon Sung berencana untuk memindahkan ibunya ke Amerika untuk tindakan hati-hatinya. Dan saat semua perawatan sudah selesai dia benar-benar akan membawanya ke Amerika. Mendengar Yoon Sung akan pergi jauh, Na Na tertegun.

Na Na menyodorkan minuman saat Yoon Sung berjalan di lobi rumah sakit.
“Apa kau pikir kau akan bahagia dengan berada di sisiku?”tanya Yoon Sung, “Apa kau tidak takut? Apa kau tidak merinding?”
“Bukankah ahujsi tersadar sangat cepat? Jadi jangan terlalu merasa bersalah”ujar Na Na optimis.
“Dalam masa depanku, penuh ketidak pastian. Bersama denganku akan banyak bahaya!”, Yoon Sung menatap tajam Na Na.
Na Na hanya menjawab ringan bahwa perasaan yang sudah diutarakannya kepada Yoon Sung adalah milik dia sendiri dan tidak membiarkan Yoon Sung bertanggung jawab akan dirinya.

Seketika Na Na dibuat terkejut saat melihat sosok Jin Pyo bersama Cheon Jae Man. Yoon Sung menarik Na Na untuk bersembunyi. Yoon Sung menyuruh Na Na untuk kembali mobil sedangkan Yoon Sung mengikuti keduanya untuk mengintai.

Terlihat Cheon Jae sedang memperlihatkan rumah sakit kepada Jin Pyo, dan Jin Pyo pura-pura terkesan dengan interiornya. Yoon Sung memperhatikan mereka, Jin Pyo melihat Yoon Sung. Sekretarisnya yang juga melihat tersipu malu saat Yoon Sung sengaja tersenyum kepadanya. Ada maksud lain tentunya.

Jin Pyo meminta ijin untuk ke kamar kecil, Yoon Sung mendatanginya.
“Jangan katakan ayah ingin berinvestasi untuk rumah sakit ini”sergah Yoon Sung.
“Untuk yang tertarik kepada uang kita harus menggunakannya sebagai kail”jawab Jin Pyo.
Yoon Sung tidak yakin, dan malah berujar bisa jadi malah akan menjebak Jin Pyo sendiri, Cheon Jae Man jelas bukan target yang mudah.
Jin Pyo meminta Yoon Sung untuk tidak mencemaskan dirinya.
“Aku tidak mengkhawatirkanmu, aku hanya ingin bilang jangan menghalangi jalanku!”
Jin Pyo kesal karena Yoon Sung semakin berani.
“Dendam haruslah tetap terlihat seperti balas dendam”ucap Jin Pyo.

Yoon Sung kembali ke mobilnya. Yoon Sung mengabarkan bahwa ayahnya sudah mulai menjalankan rencananya. Akan tetapi Yoon Sung tidak akan memindahkan ibunya ke rumah sakit lain hanya karena rumah sakit itu milik Cheon Jae Man. Tempat yang paling aman adalah yang bahaya.

Kim Na Na mengajak Yoon Sung untuk ke rumahnya, dia berniat kembali ke rumahnya karena dirasa keadaan sudah aman. Na Na pun berencana untuk kembali bekerja di Blue House, Na Na tidak ingin di pecat kembali. Yoon Sung tidak menduganya.
“Walaupun aku sudah kembali ke rumah, kau harus tetap menyertakan aku dalam perlawananmu, ok? Benar-benar sulit mencari partner sebaik aku kau tahu”jelas Na Na.
Yoon Sung terdiam. Na Na menyangkanya Yoon Sung marah karena sudah memindahkan barangnya ke rumahnya.
“Lupakan saja, hidup denganmu hanya menghabiskan persedian makanan di kulkas!”

Setibanya di rumah Na Na, Yoon Sung langsung merebahkan dirinya di sofa.
“Apa kau benar-benar bisa tinggal sendirian? Itu bisa saja bahaya”jelas Yoon Sung, yang dalam hatinya pasti mengkhawatirkan Na Na.
“Pendapatku, bahaya yang paling besar adalah kau”, Na Na berniat untuk menarik Yoon Sung untuk bangun, alih-alih Yoon Sung menarik Na Na sehingga posisi mereka menjadi sunggung menakjubkan. Sungguh dekat.

Yoon Sung tersenyum, Na Na terbelalak kaget dan menjadi salah tinggah. Na Na berusaha melepaskan diri dari Yoon Sung.
“Aku sedang berfikir, seberapa banyak simpananku di bank (hah?)”, Yoon Sung menatap lekat Na Na, “Sejak kau begitu mahal”.
Na Na langsung memukul bahu Yoon Sung dan bangkit. Yoon Sung terlonjak dan meminta 100 ribu won karena Na Na menyentuh pundaknya.
Na Na membuat secangkir kopi untuk menggantinya. Dia mengatakan jika ingin mengingat Yoon Sung cukup membuat kopi sambil tersenyum riang.
Melihat itu senyum Yoon Sung lenyap. Yoon Sung menolak untuk meminum kopi buatan Na Na. Yoon Sung berniat pergi dan meminta Na Na untuk berjaga-jaga, jika terjadi sesuatu harus menelepon dia. Na Na heran dengan sikap Yoon Sung.

Di luar, Yoon Sung mendesah, “hanya dengan melihat kopi membuat kau memikirkan aku? Ini tidak akan terjadi!”gumam Yoon Sung.

Di kafetaria, Young Joo bersiap menyantap makan siangnya. Dia dia duduk, staf lain menghindari dan menjauhi Young Joo. Terlihat Young Joo hanya terdiam sedangkan orang-orang berlalu lalang tanpa menghiraukan Young Joo.

Anak buah buah Young Joo melapor kalau Cheon Jae Man dan Jin Pyo telah bertemu dan kelihatan sangat mencurigakan dan kemungkinan mengarah ke City Hunter. Dan tiba-tiba Cheon Jae Man berbicara tentang kejadian tahun 1983 dan juga terlihat mencurigakan lalu anak buah Young Joo memberikan artikel lama yang diminta yang berisi tentang kepulangan presiden yang tiba-tiba karena sebuah tragedi dan penagawal presiden adalah Park Mu Yeol atau ayah Yoon Sung dan Lee Jin Pyo.

Young Joo mengatakan bahwa Park Mu Yeol adalah suami dari Lee Kyung Hee dan bagaimana bisa seseorang yang tidak ada dalam catatan pengawal presiden bisa berada dalam koran. Youg Joo merasa ada yang mmencurigakan yang terjadi dan langsung pergi ke kantor pengawal di Blue house.

Jae Hee tergesa-gesa berlari menuju ke suatu tempat dan tidak memperdulikan Na Na yang memberitahu kalau Na Na sudah kembali bekerja. Ternyata Dae Hye menemui Yoon Sung yang juga kembali bekerja di Blue House.
Dae Hye mengajak Yoon Sung ke pantai, karena Yoon Sung mengatakan senang melihat cewek berbikini jadi Dae Hye akan memakai bikini di pantai tetapi pengawal Shin mengatakan jangan ke pantai karena akan sulit menjaga Dae Hye di pantai lebih baik ke kolam renang saja dan akan memakai bikini juga di sana. Mendengar pengawal Shin mengatakan itu, Ki Joon pun tiba-tiba berteriak.

Setelah semua meninggalkan Yoon Sung, Yoon Sung mengirim sms kepada Na Na dan meminta uang 100.000 won. Na Na tersenyum dan memberitahu kalau Yoon Sung ingin melihat ayahnya maka dapat melihat foto ayahnya di album pengawal presiden.

Yoon Sung langsung pergi melihat album foto tersebut. Ketika mencari album di tahun 1983 ternyata tidak ada dan kemudian datang Young Joo memberikan album 1983 keda Yoon Sung. Yoon Sung pun bertanya apa yang dilakukan Young Joo sebagai jaksa dengan mencari sesuatu hal seperti ini. Young Joo mengatakan kalau Young Joo ingin tahu tentang kejadian di tahun 1983. Sepeninggal Young Joo, Yoon Sung langsung membuka album tersebut dan menemukan foto ayahnya.

Young Joo menemui Jin Pyo di rumah Jin Pyo dan memanggil Jin Pyo dengan nama Lee Jin Pyo karena selama ini Young Joo mengenal Jin Pyo sebagai Steve Lee. Young Joo mengatakan kalau Jin Pyo adalah pengawal presiden dulu dan selamat dari serangan teroris dan bukan hanya keberuntungan yang terjadi waktu itu.

Young Joo bertanya kenapa Jin Pyo menyembunyikannya kebenaran waktu itu. Jin Pyo pun mengatakan apabila mengatakan dari dulu maka orang-orang akan datang dengan berbagai alasan. Young Joo mengancam Jin Pyo untuk jangan sekali-kali mendekati Presiden Wan karena Jin Pyo akan menangggung akibatnya.

Na Na mengajak Yoon Sung belanja untuk mengganti uang Yoon Sung. Tapi karena harganya terlalu mahal maka Na Na hanya bisa membelikan Yoon Sung sebuah dasi. Karena sudah membelikan Yoon Sung dasi maka Na Na pun meminta Yoon Sung untuk terus mengikutsertakannya. Akhirnya Yoon Sung setuju setelah sedikit member ceramah kepada Na Na.

Na Na mengikuti Yoon Sung ke hotel dan melihat Yoon Sung dengan seorang wanita sedang cek in. Na Na terkejut melihatnya. Ternyata wanita yang bersama Yoon Sung adalah sekretaris Cheon Jae Man dan Yoon Sung sedang berusaha mencari informasi. Setelah itu sekretaris itupun tertidur karena Yoon Sung sudah memberikan obat tidur di dalam minuman sekretaris itu. Yoon Sung pun pergi dan mengambil kartu identitas sekretaris itu.

Young Sung bertemu dengan Na Na di Hotel. Na Na langsung mengatakan bahwa wanita yang dibawa Yoon Sung adalah sekretaris Cheon Jae Man dan bagaimana bisa membawa seorang wanita yang baru bertemu pertama kali ke hotel. Dengan kesal Na Na pun meminta kunci mobil Yoon Sung dan akan menyupiri Yoon Sung karena Yoon Sung terlihat lelah.

Cheon Jae Man menjenguk Kim Jong Sik dan berharap Kim Jong Sik bisa cepat sadar dari koma dan mengatakan jangan khawatir karena akan menangkap City Hunter. Setelah Cheon Jae Man pergi ternyata tangan Kim Jong Sik bergerak sedikit.

Di luar Cheon Jae Man bertemu dengan Yoon Joo dan mengatakan kalau mendengar Young Joo sedang menginvestigasinya dan bahkan di kantor jaksa, Cheon Jae Man punya banyak mata dan telinga. Young Joo pun mangatakan sangat berterimakasih atas wawancara yang dilakukan Cheon Jae Man waktu itu tentang kejadian tahun 1983 dan akan memanggil Cheon Jae Man dalam investigasi nantinya.

Setelah Young Joo pergi, Cheon Jae Man mengatakan walaupun Young Joo adalah anak dari temannya, Cheon Jae Man memerintahkan pengawalnya untuk membunuh Young Joo.

Di kantornya, Young Joo menerima telepon dari seseorang yang mengatakan kalau ada kebocoran gas di rumah Young Joo. Young Joo pun langsung pergi ke rumahnya dan lupa membawa hanphonenya.

Sementara itu Yoon Sung mulai beraksi. Ketika akan masuk ke ruangan Cheon Jae Man, pengawal mangatakan tidak boleh dan Yoon Sung pun langsung menghajar pengawa-pengawal tersebut sampai pingsan. Setalah para pengawal itu pingsan, Yoon Sung mendudukkan para pengawal itu seperti posisi sedang bekerja.

Setelah membereskan pengawal, Yoon Sung dengan leluasa masuk kemudian menelpon sekretaris Cheon Jae Man. Yoon Sung mengatakan bahwa sebenarnya mau mengunjungi sekretaris tapi tertahan sehingga tidak bisa masuk dan menyuruh sekretaris untuk menemuinya di luar. Sekretaris tidak bisa dan tentu saja Yoon Sung mengatakan akan pergi dan dengan segera sekretaris Jae Man mengatakan akan minta ijin kemudian menemui Yoon Sung. Yoon Sung pun tersenyum karena taktiknya berhasil.

Setelah sekretaris Jae Man keluar, Yoon Sung pun masuk ke ruangan Jae Man dengan memakai id card sekretaris Jae Man. Yoon Sung melihat sekeliling dan dan dengan hati-hati menempelkan mini camera di balik pintu kantor Jae Man.

Yoon Sung pun keluar dan membuka handphonenya dan melihat hasih rekaman. Di dalam rekaman tersebut terlihat seseorang memberikan sebuah buku yang berisi dokumen rahasia kepada Jae Man yang juga yang sedang di cari oleh Young Joo, Buku Rahasian 2030. Begitu orang yang memberikan buku kepada Jae Man pergi, Jae Man langsung membakar buku tersebut agar tidak ada orang yang akan mengetahui apa isi dokumen yang ada di buku tersebut.

Sebelum buku itu sempat terbakar, Jae Man menerima telepon dari suruhannya dan memerintahkan untuk membunuh Young Joo seolah-olah kematian Young Joo adalah bunuh diri.

Young Sung terkejut mendengarnya dan langsung menghubungi Young Joo tetapi yang mengangkat adalah bawahan Young Joo dan mengatakan kalau Young Joo pulang karena ada kebocoran gas dirumahnya. Mendengar itu, Yoon Sung langsung pergi ke rumah Young Joo.
Sementara Young Joo di rumahnya tidak menemukan gas yang bocor kemudian menghubungi penjaga dan mengatakan kalau tidak ada gas yang bocor di rumahnya. Penjaga pun mengatakan kalau dia tidak pernah menghubungi Young Joo. Young Joo sedikit terkejut mendengarnya kemudian kembali ke mobil.

Ketika sudah masuk ke mobilnya, Young Joo langsung dibekap dari belakang dan dibius. Young Joo melawan tetapi karena sudah dibius maka Young Joo pun langsung tak sadarkan diri. Penjahat itu pun keluar dan kemudian membuka sesuatu di dalam mobil sehingga mengeluarkan gas dan mengunci otomatis pintu mobil Young Joo.

Young Yoo pun terbangun setelah mencium bau asap di dalam mobilnya. Young Joo berusaha membuka pintu mobilnya tetapi tidak bisa. Kemudian datang Yoon Sung mencari mobil Young Joo. Kepala Young Joo pun jatuh ke stir mobil dan tangannya menekan klakson mobil.
Yoon Sung langsung berlari ke arah bunyi klakson mobil dan melihat Young Joo yang sudah lemas di dalam mobil. Yoon Joo berusaha membuka pintu mobil dam berteriak memanggil Young Joo tapi Young Joo sudah tidak sadarkan diri sehingga tidak mendengar teriakan Yoon Sung.

Yoon Sung pun langsung memecahkan kaca mobil denagan tangannya dan berhasil mengeluarkan Young Joo dari mobil. Yoon Sung langsung memeriksa nafas Young Joo. Begitu yakin Young Joo masih bernafas, Yoon Sung lansung pergi tetapi tiba-tiba kaki Yoon Sung di tangkap oleh Young Joo.

Bersambung...


---

Sinopsis City Hunter Drama Korea Episode 14 - nantikan kelanjutannya di episode 15
Admin Reviewed by Admin on . Sinopsis City Hunter Drama Korea Episode 14 - gak terasa udah nyampe ke episode 14 drama korea City Hunter ini. hmmmmm.. Rating: 4.5

source : pelangidrama.net

Labels: , ,